"KALAU SUDAH MO BERANGKAT KASIH TAU SAYA YA !"
"INSYA ALLAH MAS FERRY, ALHAMDULILLAH .. NANTI PASTI SAYA HUBUNGI.."
Kurang lebih begitulah percakapan saya terakhir dengan ustad Andi Asmar Hamzah di penghujung bulan suci ramadhan, beberapa bulan yang lalu. Pada saat itu ustad Andi baru saja memberitahu saya bahwa dia akan segera berangkat ke Mekkah sebagai petugas haji. Didampingi sdr. Zulkifli Nadjamudin pada saat itu kita berbincang santai sebelum ustad Andi pamit untuk pulang ke rumah.
Ternyata itu adalah pembicaraan saya yang terakhir dengan almarhum. Ustad Andi Asmar Hamzah berpulang menghadap Illahi ketika selesai melaksanakan tawaf. Setidaknya itulah yang saya tau dari beberapa pemberitaan media online mengenai kepergiannya.
Ketika saya mendengar berita duka tersebut dari sdr. Zulkifli, hanya 2 kalimat yang terucap dari bibir saya, innalillahi wa inaillahi rojiun dan alhamdulillah. Entah mengapa justru kata “Alhamdulillah” yang saya ucapkan. Diantara rasa duka yang mendalam, ada juga rasa iri saya kepada almarhum yang meninggal tepat pada tanggal dan bulan almarhum dilahirkan dan dalam keadaaan menjalankan perintah Allah SWT untuk berhaji.
Subhanallah..
Sungguh skenario dari Sang Khaliq maha indah untuk almarhum. Di usia yang masih 40an dan dalam kondisi yang sehat, tidak pernah terpikir bahwa Allah SWT akan memanggilanya di tanah suci.
Tidak banyak yang mengenal sosok ustad Andi Asmar Hamzah, tapi tidak bagi keluarga Kono. Hampir 13 tahun lamanya kami mengenal almarhum. Semenjak alm. Karim Kono meninggal, dia adalah salah satu ustad yang rajin hadir dan kami undang untuk memimpin acara keagamaan dalam keluarga. Orangnya ramah dan tutur katanya halus, walaupun almarhum berasal dari daerah Makasar dimana kita ketahui banyak orang dari Sulawesi jarang memiliki tutur kata yang halus.
Lafaznya dalam melantunkan ayat-ayat suci sungguh menyejukan dan sangat familiar bagi keluarga kami. Jujur saja, cara saya melantunkan surat Al-Fatihah ketika menjadi imam pada saat sholat berjamaah, sedikit banyak meniru almarhum. Tidak mirip memang, tapi mendekatilah.
Ketika berita duka itu saya dengar, hanya satu penyesalan yang saya rasakan. Masya Allah, bagaimana saya bisa lupa untuk memanggilnya bertemu sebelum dia berangkat haji. Akankah janji saya itu menjadi batu ganjalan dikemudian hari ?. Tidak ada maksud saya untuk menghindar dari janji yang sudah saya sampaikan kepada almarhum.
Kerisauan saya sedikit banyak terobati di kala sdr. Zulkifli menyampaikan pesan dari almarhum ketika baru tiba di Mekkah .. " Zul, tolong kasih tau mas Ferry yah mohon maaf belum sempet pamit mau berangkat. Insya Allah setelah dari Mekkah nanti kita ketemu ”.
Alhamdulillah ada pesan itu walaupun pertemuan yang di maksud tidak pernah terjadi. Inilah rahasia Allah SWT. Penyesalan pun terasa sirna berganti rasa haru. Setidaknya saya masih memiliki kenangan ketika melaksanakan sholat tarawih berjamaah dengan di-imam-i almarhum dan kemudian berdoa bersama di saat ramadhan yang lalu. Hangat sekali suasana pertemuan kita di saat itu. Begitulah kisah perkenalan kami, cepat datang, cepat akrab dan cepat berpisah.
Selamat jalan ustad Andi, semoga amal ibadah engkau pada keluarga kami senantiasa mendapatkan pahala dari Allah SWT.
Amiin ya Rob’
Tidak ada komentar:
Posting Komentar