80 di 2011 ..
Apa gerangan maksudnya?
Apakah kita sedang berbicara soal usia, soal jumlah sepatu atau mungkin tentang target jumlah mobil yang ingin dimiliki ? hehe.. tidaklah.
Tulisan ini bukanlah untuk konsumsi umum, melainkan untuk melatih memori otak bahwa saya harus mengingat dan mengenal seberapa besar jumlah keluarga sendiri!. Ya, 80 di 2011 adalah jumlah total 4 generasi Keluarga Besar Kono dari turunan Opa dan Oma. Lucu saja bagi saya karena jumlahnya genap 80 orang di akhir tahun ini.
Oke, saya akan memulai dari Opa dan Oma sebagai generasi pertama. Sebenarnya dari Opa dan Oma ada juga kakak-beradik dan sepupunya. Tapi mereka tidak masuk dalam tulisan ini dengan alasan saya tidak hafal dan sulit mencari nara sumber, selain itu biarlah mereka menjadi urusan para anak dan cucunya.. (hehe, maap sih!!)
Mohammad Kono (alm) dan Hj. Mariana Kono (almh) adalah nama Opa dan Oma yang saya hitung sebagai generasi pertama keluarga kami, Opa dan Oma Lombongo panggilan akrabnya. Lombongo diambil dari nama sebuah dusun yang terkenal dengan pemandian air panasnya di Kecamatan Suwawa, Kabupaten Bone Bolango, Propinsi Gorontalo. Mereka kemudian memiliki 9 anak, yang kemudian saya hitung sebagai generasi kedua.
Drs. H. Abd. Karim Kono (alm) adalah putra tertua yang kemudian menikah dengan Hj. Husna Tangahu Kono (keturunan dari keluarga Tangahu-Wartabone). Nah, mereka adalah orang tua saya tercinta. Dari mereka hadirlah 4 anak sebagai generasi ketiga yaitu Elmar Arto Suryo Kono (Ato) sebagai putra tertua dan menikah dengan Maya Virantika (ini orang Jawa tulen), Mevy Dwihandayani Kono (Epi) yang menikah dengan Firman Musirwan (ini dari suku Padang asli), Ferry Juniarto Kono (Eyi) yang menikah dengan Wendy Friyantisa (ini campuran Pontianak dan Jogja) dan terakhir adalah Sabria Sagita Kono (Ria) yang menikah dengan Rio Febrian (nah, ini artis.. ?). Kami semua bertempat tinggal di Jakarta.
Dari keluarga ini hadirlah generasi keempat sebagai cicit, Niraz Vhasqua Kono dan Naira Vhalenza Kono putra-putri pasangan Ato; Fanya Amarayesha Firman dan Farrel Mohammad Arsy Firman putra-putri pasangan Epi; Vhiraz Anargya Kono, Vhilmer Bashwara Kono dan Prussian Chinara Kono dari pasangan Eyi; Jamaika Fosteriano Febrian dari pasangan Ria.
Hj. Roesmin Kono Wartabone (Nina) sebagai anak kedua dari Opa dan Oma menikah dengan Osaka Wartabone (alm). Putra-putrinya adalah Nixon Wartabone (Iton), Nova Wartabone menikah dengan Rizal Lapananda, Shanty Wartabone menikah dengan Farouk Bayu Ditya (Pay) dan Jimmy Wartabone yang menikah dengan Anisa Jembarsari (ini dari suku Sunda). Keluarga ini tersebar rata di Gorontalo, Jakarta dan Bandung.
Generasi keempat dari keluarga ini adalah Rizqa Putri Wartabone dan Titania Salsabila Wartabone dari Iton; Mohammad Rasya Alkhafi Lapananda dan Faizul Lapananda dari pasangan Nova; Kayla Putri dan Mayla Putri dari pasangan Shanty.
Anak ketiga Opa dan Oma adalah H. Rudyanto Kono (Rudy) yang menikah dengan Hj. Nina Tangahu Kono (almh) yang juga adalah adik dari Hj. Husna Tangahu Kono. Dari keluarga ini hadirlah Faqriaty Kono (Ati) yang menikah dengan Iskandar Zulkarnain (Nanang), Sriwahyuningsih Kono (Yuyun) menikah dengan Wawan Setiawan, Yunandar Kono (Yunan), Ririn Kono dan Merlly Megalia Kono (Ega) menikah dengan Yogi Ihsan Rizal. Sebagian besar dari keluarga ini berdomisili di Tasikmalaya, Jawa Barat.
Sebagai generasi keempatnya adalah Adinda Siti Azzahra dan Najwan Dzaki dari pasangan Aty; Zahra Kono putri dari Yunan; M Fariz Samdya Adabi putra dari Yuyun; M Keiza Nahban Maulana dan Salma Janeeta Hartini Rizal dari pasangan Ega.
Hj Ruaida Kono (Ruwa.. bukan Roa ya, karena itu jenis makanan khas Gorontalo) sebagai anak keempat menikah dengan Uten Daud. Fattah Botutihe yang menikah dengan Yolanda Sidiki, Jane Daud dan Puput Daud adalah putra-putri mereka. Generasi keempatnya adalah Salsabila Botutihe dan Najwa Botutihe putri dari Fattah. Keluarga ini semuanya bertempat tinggal di Gorontalo.
Anak kelima adalah H. Mohammad Roem Kono yang menikah dengan Hj. Novianti Kala Kono (Letty). Mereka dikaruniai 2 anak yaitu Miranti Amalia Kono (Anti) yang menikah dengan Narendra Kamil Talib; dan Ryan Kono yang baru saja menikah dengan Kharisma Wijaya (Mima). Dari sini generasi keempatnya adalah putri dari Anti, Aliyaah Qaisara Luna Kamil. Nah, keluarga ini semuannya berkumpul di perumahan yang sama di Jakarta. Enak kan ?.
Waduh, cukup berat juga mengurutkan nama-nama diatas karena harus menghafalkan lagi. Tetapi bagian setelah ini lebih mudah karena mulai dari anak keenam sampai kesembilan belum berkonstribusi untuk generasi keempat dalam keluarga kami di tahun 2011 ini. Hehe..
Arifin Kono (Ipin) yang sekilas tentang dia pernah saya muat dalam tulisan saya di Kono, Swing dan Kami, adalah anak keenam dan menikah dengan Rosani Kono (Ros.. putri dari adiknya Opa Lombongo). Gilang Prasetya Kono dan Novita Sarita Kono (Opi) adalah putra-putri mereka. Kebun Jeruk di Jakarta tempat untuk mencari keluarga ini.
Setelah Arifin, ada Aristo Kono sebagai anak ketujuh yang dikarunia Mochamad Kemal Kono dan Ghinda Nevytia Kono. Rupanya Bekasi adalah kota idaman mereka untuk menetap.
Hj. Hasnawiyah Kono sebagai anak kedelapan dan merupakan putri terakhir dari Opa dan Oma, menikah dengan H. Agus Sudrajat (dari suku Jawa). Fajar Widiansyah (Didit) dan Imaniar Safira (Fira) adalah putra-putrinya. Sudah berulang kali berencana untuk pindah dari Depok, hehe..
Oh ya, Didit, Kemal dan Vhasqua adalah keturunan dari Dinosaurus juga.. karena badan mereka tinggi besar.. hahaha.
Putra terakhir adalah Irwan Kono (Iwan) yang menempuh pendidikan dan besar di Jakarta. Namun kemudian memutuskan untuk hijrah kembali ke Gorontalo. Menikah dengan Riyan Bilakonga Kono dan dikaruniai Shinta Angrelya Kono serta Dea Kono sebagai putri mereka.
Lengkap sudah 80 personil Keluarga Kono dari keturunan Opa dan Oma Lombongo. Jadi apabila ada nama Kono lain diluar yang sudah disebutkan diatas, maka dapat dipastikan bahwa mereka adalah Kono dari toko sebelah. Hehe
Tapi siapapun mereka, sudah barang tentu adalah keluarga kami juga.
No doubt about it ..
Informasi ini memang tidak penting bagi mereka yang tidak ada hubungannya dengan keluarga kami. Tetapi saya yakin bahwa tulisan ini akan sangat berarti untuk anak-cucuku nanti. Sehingga mereka dapat mengenal betul siapa dan bagaimana urutan keluarganya.
Semoga saja di 2012 dan tahun ke depan nanti, jumlah personil ini akan semakin bertambah. Sehingga diperlukan tempat yang sangat besar apabila kita sedang berkumpul untuk arisan maupun berhari raya, haha.. senangnya.
Yah, kali ini memang bukan tulisan yang penting.. namun sangat berharga !